Wednesday, December 21, 2016

📝 *SIKAP KAUM MUSLIM MENANGGAPI PEMERINTAH YANG MULAI BEKERJA SAMA DENGAN SYIAH?*

📝 *SIKAP KAUM MUSLIM MENANGGAPI PEMERINTAH YANG MULAI BEKERJA SAMA DENGAN SYIAH?*

〰〰〰〰〰〰〰〰〰
🌾 *Tanya Jawab*
*Grup Admin Bimbingan Islam*

⏳ *Pertanyaan* ⏳
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Ustadz, terkait pembahasan wajibnya taat dan mendengar kepada penguasa kaum muslimin, yang tercantum dalam Kitab *"Mu'aamalatul Hukkam"* , saya ingin bertanya.

Saya galau ketika pemerintah mulai bekerja sama dengan iran (syiah) dan penyimpangan syariah

Bagaimana komentar ustadz buat kami yang sebagai rakyat kecil?
Selain mendoakan dan mendoakan.

(Ika, Admin BiAS T04)

⌛ *Jawaban* ⌛

وعليكم السلام و رحمة الله وبر كاته

Saya, penanya, dan kita semua di sini adalah rakyat kecil.
Apa yang bisa dilakukan oleh rakyat kecil seperti kita ?

Ada dua : Sesuatu yang halal dan sesuatu yang haram.

Yang halal contohnya berdoa, mendoakan kebaikan bagi penguasa kita.
Yang haram contohnya mencaci maki pemerintah menyebarkan aibnya.

Yang haram ini jika kita melakukannya apakah hal tersebut bisa mengubah keadaan?
Taruhlah kedua-duanya tidak bisa mengubah keadaan, kenapa kita tidak memilih yang halal saja?
Apalagi jika ternyata cara yang halal ini bisa mengubah keadaan.

Kemudian penanya bertanya tentang apa yang harus dilakukan oleh rakyat kecil selain berdoa?

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan selain berdoa diantaranya :

1. Bersabar
Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

إِنَّكُمْ سَتَلْقَوْنَ بَعْدي أَثَرَةً فاصْبِرُوا حَتَّى تلقَوْنِي علَى الْحوْضِ

"Sesungguhnya kelak kalian akan menemui Atsarah (pemimpin-pemimpin yang mementingkan diri mereka sendiri), maka bersabarlah kalian hingga kalian bertemu denganku di Al-Haudh."
(HR Bukhari : 2377, Muslim : 1061).

Apa rahasianya sehingga Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan untuk bersabar dan meninggalkan perbuatan zalim ketika menyaksikan pemimpin yang jahat seperti ini, Imam Ibnu Abil 'Izz Al-Hanafi berkata :

أما لزوم طاعتهم وإن جاروا ، فلأنه يترتب على الخروج من طاعتهم من المفاسد أضعاف ما يحصل من جورهم ، بل في الصبر على جورهم تكفير السيئات ومضاعفة الأجور ، فإن الله تعالى ما سلطهم علينا إلا لفساد أعمالنا ، والجزاء من جنس العمل ، فعلينا الاجتهاد في الاستغفار والتوبة وإصلاح العمل . قال تعالى : وما أصابكم من مصيبة فبما كسبت أيديكم ويعفو عن كثير [ الشورى : 30 ] . وقال تعالى : أولما أصابتكم مصيبة قد أصبتم مثليها قلتم أنى هذا قل هو من عند أنفسكم [ آل عمران : 165 ] وقال تعالى : ما أصابك من حسنة فمن الله وما أصابك من سيئة فمن نفسك [ النساء : 79 ] . وقال تعالى : وكذلك نولي بعض الظالمين بعضا بما كانوا يكسبون [ الأنعام : 129 ] . فإذا أراد الرعية أن يتخلصوا من ظلم الأمير الظالم ، فليتركوا الظلم .

Adapun kewajiban menaati para penguasa walaupun mereka zhalim maka dikarenakan dengan keluar dari ketaatan terhadap mereka akan menimbulkan kerusakan-kerusakan yang lebih besar daripada kerusakan yang terjadi karena kezholiman mereka.

Bahkan dengan bersabar menghadapi kezhaliman mereka, akan menghapus kesalahan-kesalahan seseorang dikarenakan tidaklah Allah menguasakan mereka atas kita melainkan karena rusaknya amalan-amalan kita.

Dan balasan tentunya sesuai dengan amalan, maka wajib bagi kita bersungguh-sungguh dalam beristighfar dan mentarbiyyah (diri-diri kita dan keluarga kita di atas islam yang benar) serta memperbaiki amalan (kita).

Allah Ta'ala berfirman :

(( وكذلك نولي بعض الظالمين بعضا بما كانوا يكسبون )).

"Demikianlah kami menguasakan sebagian orang-orang yang zholim atas sebagian yang lain disebabkan apa yang mereka perbuat".
(QS Al 'Ankabut : 129).

"Jika rakyat ingin terbebas dari kezaliman hendaknya mereka meninggalkan kezaliman."
(Syarah Aqidah Ath-Thahawiyyah : 2/543).

2. Dengan meninggalkan kezhaliman dari diri kita.
Pernahkah kita instrospeksi diri kita akan kezaliman yang kita lakukan selama ini? Karena hukum sebab akibat yang ditetapkan oleh Allah adalah Kualitas penguasa berbanding lurus dengan kualitas rakyatnya. Allah ta'ala berfirman :

(( وكذلك نولي بعض الظالمين بعضا بما كانوا يكسبون )).

"Demikianlah kami menguasakan sebagian orang-orang yang zholim atas sebagian yang lain disebabkan apa yang mereka perbuat".
(QS Al 'Ankabut : 129).

Jika kita menginginkan penguasa meninggalkan kezaliman maka jalannya adalah dengan kita meninggalkan kezaliman yang kita lakukan selama ini sebagaimana penjelasan Imam Ibnu Abil Izz Al-Hanafi di atas.

3. Dengan mendidik diri kita, keluarga dan orang-orang di sekeliling kita dengan pendidikan agama yang benar.
Ringkasnya dengan memperbaiki kualitas agama kita secara umum terlebih aqidah, maka dari itu Imam Al-Albani memberikan komentar terhadap ucapan Imam Ibnu Abil Izz di atas :

وفي هذا بيان لطريق الخلاص من ظلم الحكام الذين هم «من جلدتنا ويتكلمون بألسنتنا» وهو أن يتوب المسلمون إلى ربهم، ويصححوا عقيدتهم، ويربوا أنفسهم وأهليهم على الإسلام الصحيح تحقيقا
لقوله تعالى
(إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنفُسِهِمْ)،
وإلى ذلك أشار أحد الدعاة المعاصرين بقوله: "أقيموا دولة الإسلام في قلوبكم، تقم لكم على أرضكم". وليس طريق الخلاص ما يتوهم بعض الناس، وهو الثورة بالسلاح على الحكام بواسطة الانقلابات العسكرية، فإنها مع كونها من بِدَع العصر الحاضر، فهي مخالفة لنصوص الشريعة التي منها الأمر بتغيير ما بالأنفس

"Dan hal ini menjadi penjelasan akan jalan keluar dari kezaliman penguasa yang mereka ini berbicara dengan bahasa kita ; yaitu dengan cara kaum muslimin bertaubat kepada Allah ta'ala, menshahihkan aqidah mereka, mendidik diri mereka di atas ajaran Islam yang benar, sebagai bentuk pengamalan dari firman Allah ta'ala ;

'Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri.'

Cara inilah yang diisyaratkan oleh salah seorang dai di masa ini dengan ucapannya ; 'Tegakkan daulah Islam di dalam hati kalian, niscaya daulah Islam akan tegak di bumi kalian'.

Dan bukanlah jalan keluar itu sebagaimana yang disangka oleh sebagian orang yaitu dengan cara memberontak kepada penguasa melalui kudeta militer. Disamping cara ini merupakan cara bid'ah di zaman ini, ia juga merupakan cara yang menyelisihi syariat yang memerintahkan untuk mengubah apa yang ada di dalam diri kita."
(Ta'liq Syaikh Al-Albani terhadap Syarah Aqidah Thahawiyah : 47).

Wallahu a'lam

Dijawab dengan ringkas oleh :
👤 Ustadz Abul Aswad Al-Bayati حفظه الله

📆 Senin, 20 Rabi'ul Awwal 1438 H / 19 Desember 2016

〰〰〰〰〰〰〰〰〰
🌐 http://bimbinganislam.com/
◽ Fanspage : Fb.com/Info.BimbinganIslam
🔎 Telegram Channel :
http://bit.ly/TanyaJawabBiAS

No comments:

Post a Comment