Copas dari Bapak Jaya Setiabudi:
-------------------------------
"Mas J, kalau aplikasi materi Perang Bisnis Modeluntuk developer apa?", tanya seorang developer syariah.
Begini, mulailah dari pertanyaan:
Kenapa Anda membangun bisnis ini?
Apa manfaat yang akan Anda berikan kepada konsumen Anda?
Kebanyakan pengusaha berpikir jangka pendek. Mereka hanya berpikir untuk meraup keuntungan besar jangka pendek, pukul dan lari. Bisnis yang berkah adalah bisnis yang menjadi solusi bagi konsumen, memberi manfaat kepada sesama.
Jika Anda seorang karyawan, sudah memiliki anak, kebutuhan akan kepemilikan rumah adalah idaman, benar? Tentu saja dibandingkan menjadi kontraktor, alias kontrak sana sini. Apa daya, harga rumah selangit dan terus melambung. Didorong oleh keserakahan, para developer berusaha meraup keuntungan sebesar-besarnya, bukan menyediakan solusi rumah nyaman dengan harga terjangkau.
Seandainya harga pokok tanah dan bangunan adalah 100 juta rupiah, maka developer setidaknya akan menjual dengan harga 2 kali lipat. Saat properti tahap pertama laris, maka tahap kedua akan naik berlipat-lipat. Tak perlu menunggu hitungan tahun, "Senin harga naik..", naik setiap Senin. Buseett, mungkin emaknya tukang naikin NJOP.
Para developer kecil, yang duit promosinya cekak, jangan meniru cara kapitalis bermain. Mereka yang berpikiran mengambil untung di depan. Alhasil, penjualan rumah lama lakunya atau yang beli itu-itu lagi, para investor, kemudian kosong. Bagaimana jika saya katakan: Jualah tanpa keuntungan. Apakah itu tak masuk akal bagi Anda? Atau setidaknya ambil keuntungan tipis 20%. Dengan syarat..!
Syaratnya adalah harus dihuni dalam 3 bulan, bukan untuk investasi. Jika melanggar, maka developer dijinkan untuk menyewakan dengan harga murah. Maka perumahan pun akan bermanfaat dengan hunian maksimal, bukan menjadi rumah hantu. Terus dari mana keuntungannya?
Nah, ubah pola pikir menjual rumah sebagai tujuan akhir, menjadi saluran distribusi. Apa yang didistribusikan?
• keamanan
• kebersihan (lingkungan)
• perawatan taman
• jasa kebersihan (rumah)
• listrik
• air bersih
• internet
• TV Cable
• filter air minum (sewa)
• katering
Bukankah itu menjadi rejeki yang lebih langgeng daripada sistem pukul semalam? Itulah yang disebut keuntungan tak langsung. Model bisnis bukanlah suatu yang baru.
Bukan hanya berlaku pada bisnis properti, tapi juga pada nyaris semua bisnis lainnya. Pahami hakekatnya, maka Anda akan mendapatkan kuncinya.
Intinya..
Bisnis adalah membangun saluran distribusi. Apa saja yang akan Anda distribusikan dan seberapa lama akan bertahan?
Perkecil hambatan dalam pembangunan saluran distribusi, karena bisnis yang sesungguhnya adalah mendistribusikan, bukan menjual saluran distribusi. Berikan manfaat di depan kepada para 'distributor', maka Anda akan menuai kemudian dan langgeng.
Contohnya..
Mayoritas pemilik usaha franchise (franchisor)memukul harga penjualan paket franchise (franchising fee + outlet) di awal. Padahal pada dasarnya para franchisee adalah saluran distribusi. Keserakahan si franchisor dengan merampok keuntungan di depan, apalagi menggencet dengan royalty fee (prosentasi bulanan) yang besar, akan membuat franchiseetertindas.
Jika franchisee 'sakit hati' karena untung kecil, atau bahkan merugi, bagaimana mereka akan loyal mengembangkan franchise-nya? Lepas dari kelemahan sistem yang ada, 'niat' franchisor perlu dibersihkan.
Simpelnya, beri kemudahan dan kemurahan kepada mereka yang layak menjadi seorang franchisee. Niatkanlah membuka bisnis franchise sebagai 'jembatan rejeki' bagi orang lain.
Jika modalnya lebih kecil, hambatan tipis, maka keuntungan yang diperoleh franchisee juga akan besar, sehingga balik modal lebih cepat. Jikafranchisee merasa diuntungkan, maka dia akan loyal dan merekomendasikan ke kerabat atau membuka cabang di tempat lainnya. Keuntungan sesungguhnya didapat saat mendistribusikan produk dan popularitas merek si franchisor.
Para franchisor tipe 'pengemplang', justru bisnisnya tak akan stabil. Kerjaannya ikut pameran franchise, meski (mengaku) sudah ratusan outlet berdiri. Kenapa? Mencari 'korban baru', karena angka repeat order dan viral yang kecil.
Bogasari menjadi importir dan distributor terigu terbesar, salah satunya dengan memberikan pelatihan membuat roti murah, bahkan gratis. Selain itu juga menjual paket-paket usaha murah. Jika wirausaha binaan sukses, maka penjualan terigu pun otomatis meningkat.
"Menabur dahulu, menuai kemudian dengan langgeng."
Salam,
Jaya Setiabudi
(Founder Young Entrepreneur Academy dan yukbisnis.com)
No comments:
Post a Comment